CERPEN TEGURAN DARI ALLAH. JANGAN TUNDA WAKTU SHOLAT


Akibat menunda waktu sholat, prasangka buruk  dan melupakan orang tua.
 
Assalamu'alaykum
Simak cerita pendek di bawah ini, semoga bermanfaat dan ndak nunda-nunda sholat lagi ya gaiss..

Hikmah ditabrak mobil

Mendekati masa-masa akhir perkuliahan, kami sering sekali mengadakan kegiatan. Biasanya kegiatan tersebut kami adakan dengan dengan hanya masak dan makan bersama pada akhir bulan. Yaa itung-itung refreshing dan sejenak melupakan tugas-tugas yang kian menumpuk.  Setelah mempertimbangkan banyak hal, kami memutuskan untuk pergi berlibur ke pantai. Letaknya lumayan jauh dari tempat yang kami tinggali saat ini, membutuhkan waktu kurang lebih 2 jam untuk sampai kesana. Singkat cerita, malam itu tepatnya malam sabtu, kami sudah mempersiapkan semua keperluan yang akan kami bawa, mulai dari tempat teduh, makanan dll. “udah siap nih semuanya? Tanya si upin. Kami menyahut, “udah nih, cusss berangkat, bismillahirrohmanirrohim. Dan kami pun berangkat setengah jam setelah sholat maghrib.

Malam itu, gemercik gerimis mengiringi setengah dari perjalanan kami hingga membasahi helm. Namun, Kamipun tetap melanjutkan perjalanan. Tanpa sadar, kami terpisah. Temanku (yang mengendarai motor) sebut saja Mentari kebingungan. “kayak mana sih mereka ini ninggalin kita, ngga nongol-nongol lagi”. “udah mungkin kita yang kurang cepet,”jawabku”. Sejak saat itu, Mentari selalu membicarakan mereka yang dikira meninggalkan kami berdua. Adzan isya’ telah berkumandang, kami tetap saja berbicara dan tidak bergegas untuk melaksanakan sholat seperti tak punya dosa. Namun, disitu aku merasa memiliki beban. Dalam batin aku berkata “ya Allah aku belum sholat isya’ dan aku tidak izin kepada orangtuaku sebelum berangkat kesini. Aku terus saja berfikir dan bertanya-tanya. Ya Allah apa Engkau ridho akan perjalanan kami malam ini?

Mentari mulai mengurangi kecepatan dan ia berkata “lu coba sih hubungi mereka udah sampe mana, suruh nungguin kita”. Aku menjawab “eh ini dia orang nelpon aku sampe 19 kali tauk”, iyakah? Kemudian aku buka whatsapp. Ternyata eh ternyata mereka sedang menunggu kami yang menghilang. Mereka masih berada jauh di belakang kami. “Astaghfirullah, kita ini su udzon sama mereka, ternyata mereka nungguin kita cuy”, astaghfirullah berarti kita udah salah. Namun, kami sedikit menanggapinya dengan becanda. Sampai pada akhirnya si Mentari berkata “nih ya aku kasih tau, kalo udah nyampe pertigaan depan nanti berarti kita udah mau nyampe”. Aku hanya mengiyakannya. Lalu, di depan mata sudah terlihat pertigaan yang diceritakan Mentari sebelumnya.

Kami melaju dengan sangat lambat, yaa kecepatannya sekitar 20 km/jam. Kami melihat ada sebuah mobil phanter merah yang berhenti di pertigaan tersebut. Mobil itu seperti dalam keraguan, antara mau lurus atau belok ke kanan. Kami yang tepat berada di depannya dengan tetap melaju dan brakkkkkkkkk.. mobil itu menghidupkan lampu sen mendadak dan belok kananpun mendadak hingga menabrak motor yang kami kendarai. Aku hanya terdiam meyaksikan kemarahan Mentari kepada pengendara mobil yang belok mendadak tersebut.

Insiden ini tidak menimbulkan kerusakan jasmani kami, kami hanya luka sedikit dan tidak perlu berobat. Dalam diam aku merasa ini adalah teguran, teguran yang langsung datang dari Allah Azza Wa Jalla. Aku  tak bisa membayangkan, bagaimana jika Allah memanggilku dalam keadaan tidak suci dan tidak melaksanakan sholat. Aku bersyukur, Allah masih memberiku dan temanku kesempatan untuk melaksanakan sholat, di tengah kondisi yang sangat tidak diinginkan.
 
Akhir cerita, teman-teman yang kami tinggalkan telah tiba dan dengan penuh kekhawatiran. Dengan nada lirih aku katakan, kami baik-baik saja. “jadi gimana nih? Lanjut apa pulang?”, Tanya temanku. “kita udah sampe sini, lanjutin aja, dan hati-hati”. Dannn, jadinya kami melanjutkan perjalanan dengan penuh rasa penuh rasa bersukur yang tak terhingga dan tak dapat dihitung jumlahnya. Sungguh kuasa Allah memang nyata serta tak dapat disangka - sangka.

wassalamu'alaykum, bye byee.....

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Seni dan Kebudayaan Lampung

Contoh puisi kenerdekaan

Menanti jodoh